Sabtu, 24 September 2011

Social Network dan Pengaruhnya Dengan Anak Usia Dini


Di era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan transportasi semakin lebih cepat dan mudah. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masyarakat, baik itu berdampak positif ataupun negatif.  Dampaknya pun tidak terbatas terhadap kalangan tertentu saja, namun telah meluas ke semua kalangan baik kalangan terpelajar maupun bukan kalangan terpelajar.
Komputer kini tengah menjadi salah satu media pembelajaran alternatif untuk anak usia dini. Hal ini dapat dilihat dari kian marak dan berkembangnya  software-software dengan program tertentu dalam bentuk CD interaktif untuk membantu pembelajaran anak usia dini.
Internet merupakan salah satu hasil dari kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected Networking yang apabila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian jaringan. Fungsi internet bermacam-macam, dan salah satunya adalah sebagai tempat komunitas jejaring sosial dunia maya. Jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar.
Situs jejaring sosial di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang paling dikenal dan banyak digandrungi remaja jaman sekarang adalah facebook, friendster, My Space dan twitter.
Pemanfaatan Internet tentu harus di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia anak SD rata-rata berkisar antara 7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara penanganan yang berbeda. Berikut tahap pengenalan Internet pada anak sesuai tingkat usianya.
a)   USIA 4 S/D 7 TAHUN.
Anak mulai tertarik untuk melakukan eksplorasi sendiri. Meskipun demikian, peran orang tua masih sangat penting untuk mendampingi ketika anak menggunakan Internet. Dalam usia ini, orang tua harus mempertimbangkan untuk memberikan batasan-batasan situs yang boleh dikunjungi, berdasarkan pengamatan orang tua sebelumnya. Untuk mempermudah hal tersebut, maka orang tua bisa menyarankan kepada anaknya untuk menjadikan sebuah direktori atau search engine khusus anak.
b)   USIA 7 S/D 10 TAHUN.
Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar keluarga mereka. Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. Pada usia ini pulalah anak mulai meminta kebebasan lebih banyak dari orang tua. Anak memang harus didorong untuk melakukan eksplorasi sendiri, meskipun tak berarti tanpa adanya partisipasi dari orang tua. Tempatkan komputer di ruang yang mudah di awasi, semisal di ruangan keluarga. Ini memungkinkan sang anak untuk bebas melakukan eksplorasi di Internet, tetapi dia tidak sendirian. Pertimbangkan pula untuk menggunakan software filter, memasang search engine khusus anak-anak sebagai situs yang boleh dikunjungi ataupun menggunakan browser yang dirancang khusus bagi anak. Pada masa ini, fokus orang tua bukanlah pada apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi berapa lama dia menggunakan Internet.
c)   USIA 10 S/D 12 TAHUN.
Pada masa pra-remaja ini, anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. Perhatian orang tua tidak hanya pada apa yang mereka lihat di Internet, tetapi juga pada berapa lama mereka online. Tugas orang tua adalah membantu mengarahkan kebebasan mereka. Berikanlah batasan berapa lama mereka bisa mengggunakan Internet dan libatkan pula mereka pada kegiatan lain semisal olahraga, musik dan membaca buku. Pada usia 12 tahun, anak-anak mulai mengasah kemampuan dan nalar berpikir mereka sehingga mereka akan membentuk nilai dan norma sendiri yang dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dianut oleh kelompok pertemanannya. Sebelumnya, norma keluargalah yang banyak berpengaruh.
Pada usia ini, sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di Internet adalah benar dan bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.
d)   USIA 12 S/D 14 TAHUN.
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online chat (chatting). Tekankan kembali pada kesepakatan dasar tentang penggunaan Internet di rumah, yaitu tidak memberikan data pribadi apapun, bertukar foto atau melakukan pertemuan face-to-face dengan seseorang yang baru dikenal melalui Internet, tanpa sepengetahuan dan/atau seijin orang tua.
Pada usia ini anak-anak harus sudah memahami bahwa faktanya seseorang di Internet bisa jadi tidaklah seperti yang dibayangkan atau digambarkan. Anak pada usia ini juga sudah saatnya mulai tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas. Sangatlah alamiah apabila seorang anak mulai tertarik dan penasaran dengan lawan jenisnya. Mereka akan mencoba melakukan eksplorasi untuk memenuhi rasa ketertarikan dan penasaran mereka. Dalam masa ini, orang tua harus waspada terhadap apa yang dilakukan anaknya. Orang tua tidak harus berada di ruangan yang sama dengan anak ketika anak tersebut tengah menggunakan Internet.
Masa ini merupakan masa yang tepat bagi kebanyakan orang tua untuk bercerita dan berbagi informasi tentang hal-hal seksual kepada anaknya. Tetapi di sisi lain, pemasangan software filter secara diam-diam ataupun tanpa persetujuan sang anak, bisa berdampak pada timbulnya resistansi sang anak kepada orang tua.

Dampak Positif dan Negatif dari Internet.
Dampak positif
Meluasnya akses terhadap fasilitas komunikasi massa dan alat informasi termasuk internet dalam beberapa tahun terakhir ini telah menciptakan transformasi yang besar dalam interaksi sesama manusia. Dunia internet semakin berarti bagi anak-anak. Internet memungkinkan anak mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di samping itu masih ada manfaat lain yang didapat dari internet, diantaranya:
a.  Surat menyurat (e-mail), fasilitas ini sudah sering kali kita dengar karena dengan fasilitas ini tidak hanya untuk saling mengirim pesan yang pnjang tapi juga dapat digunakan untuk mengirim tugas dalam proses belajar.
b Berbincang (chatting), fasilitas ini memungkinkan seseorang untuk saling berkomunikasi satu sama lainnya, dan bisa menambah teman dari berbagai belahan dunia.
c   Mengambil/mengirim informasi (download/upload), berbagai informasi mengenai apapun dapt diperoleh melalui internet, selain itu kita pun dapat turut andil dengan mengirimkan (upload) informasi-informasi penting yang kita ketahui.
d   Menggunakan teknologi “teleconference” (konferensi interaktif secara on line dari jarak jauh), karena dapat menghemat waktu, tenaga pengajar, kapasitas ruang belajar serta tidak mengenal letak geografis.
e. Mendapatkan hiburan, tidak hanya bagi orang dewasa, namun siswa sekolah dasarpun telah mengenal dan memanfaatkannya meski seringkali hanya untuk mendapatkan kesenangan.
f.   Internet juga dapat dimanfaatkan untuk memupuk semangat belajar secara mandiri pada anak, misalnya dengan memanfaatkan software yang menarik untuk menggugah minat anak belajar. Isi atau materi pelajaran yang menarik diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang penuh dengan kegembiraan. Sekaligus menghindarkan anak dari rasa tertekan saat belajar karena menganggap pelajaran sulit dan menakutkan, dan sebagainya.
Sudah saatnya, pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran dilaksanakan dan didukung segenap pemangku kepentingan pendidikan. Pemerintah juga harus memberikan perhatian lebih agar para pengajar sadar betapa banyaknya kemudahan pembelajaran yang bisa diperoleh lewat pemanfaatan internet. Orangtua juga harus paham, internet bukan hanya membawa dampak negatif bagi anak. Di sisi lain, potensi besar internet menunggu untuk dikenalkan dan dimanfaatkan. Agar proses pembelajaran, tidak hanya yang bersifat formal, bagi anak dapat lebih kreatif.

Dampak Negatif
a.  Pornografi, anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi memang tidak salah. Dengan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajarela. Untuk mengatasi hal ini, para produsen “browser” melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat diakses.
b.   Violence and Gore atau kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu..
c.   Penipuan, hal ini memang merajarela di bidang apapun, internet pun tak luput dari serangan penipu. Cara terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini.
d.   Kredit bajakan. Cara belanja menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia Internet karena bersifat real-time (langsung). Para pelakunya paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini.
e.   Perjudian, dengan jaringan yang tersedia para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain itu, ada beberapa dampak negatif lainnya yang dilihat secara konseptual yaitu:
1.   Information Anxiety.
Terlalu banyak informasi sehingga tidak bisa memilih mana informasi yang benar / salah, penting / tidak, karena semakin banyaknya informasi yang ada sekarang, tidak semua informasi yang diberikan benar adanya. khususnya yang menggunakan media internet.
2.   Dehumanization.
Hilangnya / turunnya penghargaan atas nilai individu, yang digantikan dengan angka identitas.
3.   Health Issues.
Stress yang ditimbulkan oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis TIK, ketergantungan akan teknologi informasi dan komunikasi, pengaruh radiasi gelombang elektromagnetis, pengaruh radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kelelahan akibat kesalahan penggunaan keyboard dan mouse, masalah ergonomis, dsb.

4.   Lost Of Privacy.
Identitas digital membuat keberadaan kita selalu terdeteksi. Selain itu pemantauan kamera CCTV (Closed-circuit Television) secara terus menerus yang berada / terpasang di beberapa tempat tertentu akan mengganggu privasi dalam kesaharian kita.
5.   Cookies.
Makin banyak informasi yang ditampilkan diinternet yang tanpa kita sadari membuka peluang penyalahgunaan oleh pihak – pihak tidak berwenang , contoh : account yang kita miliki di situs jejaring social seperti facebook, friendster, twitter, dll .
6.   Digital Gap.
Makin nyata adanya kesenjangan antara kelompok yang menguasai TIK dengan kelompok yang tidak menguasai TIK, baik dalam keseharian maupun di dalam pekerjaan.
7.   Possible Massive Unemployment.
Implementasi TIK secara besar – besaran, waktu – waktu dapat membawa dampak peningkatan jumlah pengurangan tenaga kerja, baik melalui PHK ataupun menyempitnya peluang tenaga kerja bagi karyawan yang tidak menguasai TIK.
8.   Impact Of Globalization On Culture.
Makin menghilangnya/ menipisnya nilai-nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi. Karena semakin cepat dan mudahnya penyebaran informasi dari dunia luar melalui internet.


Penanggulangan dampak negatif
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menanggulangi dan memperkecil dampak negatif internet bagi Perkembangan Anak :
a.   Pihak Orang Tua
Orang tua harus memperkenalkan Internet secara langsung kepada anaknya bukan orang lain. Perkenalan meliputi manfaat berinternet, cara penggunaannya, dll.Tempatkan Komputer pada ruang utama. Hal ini untuk memantau apa saja yang sedang dilakukan si anak saat Browsing.Atur dan batasi waktu anak untuk Browsing. memasang software untuk memblok situs-situs yang berbau negatif seperti situs Pornografi, Kekerasan, dan lain-lain yang berpengaruh pada perkembangan anak itu sendiri.Memilih permainan yang sesuai dengan umur anak.
Menurut konsultan pendidikan Colleen Moulding, sangat penting bagi orang tua untuk memproteksi anak- dari pengaruh buruk internet. Tapi juga bukan berarti ana-anak  dilarang sama sekali untuk mengetahui dan menggunakannya. Yang paling penting bagi orang tua adalah mengetahui bagaimana memproteksi anak-anak mereka dari situs-situs yang belum pantas mereka konsumsi.  Berikut ini sepuluh tips dari Moulding :
a)  Hal paling utama yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan keamanan anak dari situs-situs tertentu. Tetaplah waspada saat mereka menggunakan teknologi ini. Jangan biarkan anak menggunakan internet di dalam kamar mereka atau di ruangan terpisah dari keluarga Apabila memang tidak dapat dihindari, pastikan diawasi dan diamati terus apa yang tengah mereka lakukan.
b)  Terapkan peraturan yang tegas dan konsisten tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak. Tetapkan tak ada fasilitas e-mail chat room, atau berikan  chat room tertentu yang di pilihkan untuk anak. Lakukan kesepakatan dengan anak-anak tentang situs apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dibuka. Bila perlu, lakukan proteksi agar mereka hanya bisa membuka situs-situs tertentu saja.
c)  Berpartisipasilah saat anak tengah menelusuri internet. Biarkan mereka memerlihatkan situs-situs kegemaran anak atau membacakan e-mail dari teman-temannya dan menjelaskan apa yang tengah mereka lakukan. Ini bukan saja membuat anak merasa diperhatikan, tetapi juga tahu apa yang digemari anak saat bermain internet.
d)  Ambil beberapa program penyaringan (filtering) yang mampu memblokir kemungkinan penyadapan identitas anak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.Tekankan pada anak tentang pentingnya menjaga kerahasiaan identitas mereka.
e)  Untuk balita, bisa memberikan situs khusus anak-anak misalnya di www.surfmonkey.com yang dapat diambill gratis beberapa program yang aman bagi anak
f)   Pastikan situs pilihan Anda itu memunyai gambar dan permainan edukatif yang disukai anak-anak.
g)   Anak-anak usia sekolah umumnya lebih kritis dan rentan dibanding anak balita. Misalnya, anak kita bertemu dengan orang yang ia kenal melalui internet, sebaiknya didampingi orang tua.
h)  Berilah pengertian pada anak bahwa apa yang ada di dunia maya itu tidak seratus persen nyata. Mungkin hal ini tidak sulit mereka terima pada awalnya. Tetapi bagaimanapun, anak harus mulai belajar menghadapi kenyataan. Tanyakan dan diskusikan pengetahuan baru yang ia dapatkan, berikan penjelasan tentang apa yang nyata dengan apa yang hanya sekadar opini.
i)   Ajarkan anak untuk tidak bermain api dengan mengirimkan hal-hal yang tidak baik bagi orang lain, betapa pun marahnya ia kepada orang yang ingin ia kirimi itu. Karena informasi yang disebarkan melalui internet, semua orang bisa membacanya dan tidak dapat ditarik kembali.
j)    Anak juga harus tahu bahwa mengambil gambar, tulisan, atau pun musik dari situs tertentu tanpa izin akan membuat kesulitan bagi dirinya kelak. Hal ini sama saja dengan mencuri hasil kerja seseorang.(A Setiono Mangoenprasodjo/net/hus)
b.   Pihak Sekolah
Memberikan arahan situs – situs yang bermanfaat dan juga menarik untuk pendidikan anak.Menasehati bahwa situs-situs negatif itu sangat merusak perkembangan anak secara langsung. Menegur dan memberikan hukuman (sanksi) yang tegas kepada siapa saja yang membuka situs-situs yang berbau negatif.

c.   Pihak Masyarakat
Pemerintah, Lembaga teknologi, atau Komunitas teknologi harus cepat memberikan suatu solusi yang terbaik dalam penangggulangan dampak negatif yang akan mempengaruhi perkembangan generasi bangsa. Sebaiknya penyedia usaha Warung Internet (Warnet) juga berperan aktif untuk mengurangi dampak negatif itu sendiri dengan cara memasang software pemblok situs-situs negatif dan memasang tempat browsing yang terbuka, tidak terlalu ditutup-tutupi.Masyarakat juga sebaiknya membagi Warnet menjadi beberapa kelas, seperti warnet kelas dewasa dan dan warnet kelas remaja dan anak-anak. Penangulangan dampak negatif yang akan mempengaruhi perkembangan generasi angsa.

Solusi
Dari dampak-dampak negatif di atas, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ada. Diantaranya adalah penggunaan Software Browser khusus untuk anak, yaitu Browser Anak, dan Browser Parental. Software Browser adalah yang menjadi perantara utama antara Internet dengan komputer yang digunakan. Browser anak secara umum telah dirancang untuk semaksimal mungkin menyaring berbagai situs, gambar atau teks yang tak layak diterima anak. Browser anak juga didisain untuk menarik dan mudah digunakan oleh anak.
Software Parental (Filter, Monitor dan Penjadwalan). Software ini untuk mencegah anak sengaja atau tidak sengaja membukan dan/atau melihat berbagai gambar yang tak layak (pornografi, sadisme, dan sebagainya) yang terdapat di situs Internet. Software ini juga akan memudahkan orang tua ataupun pengasuh untuk memonitor aktifitas anak selama online dengan berbagai variasi metode pengawasan. Fungsi lain dari software ini adalah untuk membatasi jumlah / durasi waktu anak dalam menggunakan Internet. Termasuk untuk pengaturan hari dan jam tertentu sehingga komputer dapat atau tidak dapat digunakan oleh anak untuk ber-Internet.
Selain penggunaan alat bantu seperti Browser, pencegahan juga dapat dilakukan dengan pengawasan orang tua ataupun guru, lingkungan atau bahkan memberi pemahaman pada anak melalui edukasi buku. Hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
a.    Orang tua harus tetap mendampingi anaknya ketika mereka bereksplorasi dengan Internet rumah
b.    Orang tua memegang peranan yang besar dalam mengajarkan perilaku ber-Internet yang sehat kepada anak. Baik kita sebagai orang tua maupun anak kita harus mempelajari dan memahami tentang berbagai resiko yang dihadapi ketika berkomunikasi dengan orang yang tak dikenal melalui Internet.
c.    Definisikan secara jelas dan gamblang Aturan Penggunaan Internet di rumah. Kemudian tulis dan pasang aturan tersebut di tempat yang dapat dibaca oleh semua anggota keluarga.
d.    Tegaskan untuk tidak mendownload materi yang secara nyata merupakan materi ilegal, bajakan atau melanggar hak cipta.
e.    Tetaplah menjalin komunikasi yang baik dengan anak kita, berapapun usianya.
f.     Guru harus senantiasa membimbing siswa didiknya agar dapat menggunakan Internet dengan baik dan benar saat sekolah.
g.    Komunitas, termasuk pengelola warung Internet (warnet), pelaksana program ekstra-kurikuler, lembaga pelatihan dan sebagainya harus bahu-membahu dalam mengedukasi masyarakat tentang ber-Internet yang sehat.
h.    Anak, remaja maupun siswa didik diharapkan dapat belajar bertanggung-jawab atas perilaku mereka sendiri, termasuk ketika menggunakan Internet, tentunya dengan bimbingan dan arahan dari orang-tua, guru dan komunitas.
i.      Perbanyak buku yang bersifat Edukatif tentang TIK atau Internet dirumah.
Berbagai solusi yang ada, tidaklah akan berhasil tanpa adanya kesadaran dan kemauan untuk mencegah dari kita semua. Teknologi Internet memang tak dapat di hindari, karena itu merupakan bagian dari perkembangan zaman yang tidak dapat dihindari. Semoga dengan makalah ini, kesadaran akan bahaya Internet akan meningkat.

Minggu, 18 September 2011

PERAN PERAWAT SEBAGAI KONSELOR

PEMBAHASAN
I. Pengertian Peran dan Koselor
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan didalam sebuah sistem sedangkan konselor yaitu orang yang memerlukan konseling terhadap masalah yang dialami untuk mengambil keputusan yang sianggap terbaik bagi dirinya. Kenseling adalah kegiatan percakapan tatap muka 2 arah antara klien dengan petugas kesehatan (perawat) yang bertujuan memberikan bantuan mengenai berbagai hal yang ada kaitanya dengan penyakit, sehingga klien mampu mengambil keputusan sendiri mengenai trapiotik apa yang terbaik bagi dirinya.
II. Tujuan Perawat Sebagai Konselor
Perawat sebagai konselor mempunyai tujuan membantu klien dalam memilih keputusan yang akan diambil terhadap penyakit yang dideritanya. Untuk mempermudah didalam mengambil keputusan klien wajib mempertanyakan langkah – langkah yang akan diambil terhadap dirinya.
III. Syarat Seorang Konselor
Perawat konselor perlu memiliki dan memenuhi persyaratan antara lain :
1. Mempunyai minat dan sikap positif terhadap penyakit yang diderita.
2. Memiliki pengetahuan teknis mengenai perjalanan suatu penyakit.
3. Menguasai dasar – dasar teknis konseling.
4. Memiliki keterampilan.
Keperibadian serta sikap yang kondesif untuk terciptanya interaksi yang adekuat antara konselor dengan klien sangat diperlukan didalam mempermudah melakukan proses pelayanan keperawatan secara profesional.
IV. Sikap Yang Diperlukan Konselor
Sikap seorang konselor didalam melakukan pelayanan terhadap kilen diwaktu terjadinya komseling anrata lain : sabar, ramah, empati dan terbuka, menghargai pendapat klien, duduk sejajar dan memposisikan dirinya sejajar dengan klien, menggunakan behasa yang sederhana dan mudah mengerti, tidak menilai dan bisa menerima klien apa adanya, mempu membina hubungan antara konselor dengan klien, dapat menemukan kepercayaan dari klien yang dibantunya, memberikan informasi yang lengkap dan rasional kepada klien, menghindari pemberian info yang berlebihan, hanya memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien, membantu klien untuk mengerti dan mengingat.
V. Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya kelamahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan menyju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri. Pada hakikarnya kegiatan / tindakan keperawatan bersifat membantu (assistive in nature). Perawat membantu klien mengatasi efek - efek dari masalah – masalah sehat maupun sakit (health illness problems) pada kehidupan sehati – darinya.
Hal ini dilakukan oleh perawat bersama- sama dengan tenaga kesehatan lain mencapai tujuan dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis dini, penyembuhan dan kesembuhan dari penyakit / kecelakaan dan rehabilitasi.
Bentuk dari pelayanan keperawatan antara lain :
1. Fisiologis
Setiap Px akan mengalami gangguan fisiolgis pengaruh dari penyebab dari tiap – tiap bibit penyakit yang menyerang / diderita oleh pasien.
2. Psikologis
Setiap Px akan mengalami trauma sehingga psikologis juga terganggu apabila psikologis tidak ditangani akan mempengaruhi lembatnya kesembuhan Px.
3. Sosial dan Kultural
Orang yang sakit akan mempengaruhi sosial dan kultural berkurang bahkan kegiatan interaksi dengan sosial dan kultural. Hal ini dibutuhkan dorongan atau semangat dari orang – orang sekitar (sosial)
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya beberapa faktor antara lain :
- Ketidak mampuan
- Ketidak mauan
- Ketidak tahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yang sedang terganggu


VI. Keperawatan
Keperawatan berpandangan bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral upaya pembangunan dengan tujuan menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan sesuai dengan pancasila dan undang – undang dasar 1945. bertolak dari pandangan ini disusun paradigma keperawatan yang terdiri atas 4 fokus keperawatan, antara lain :
A. Manusia
Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sesuai pribadi yang uruh dan unik mempunyai aspek bio, psiko, social,cultural, dan spiritual. Manusia system terbuka yang selalu deinteraksi dan berespens terhadap lingkunagan, mempunyai kemampuan untuk mempertahankan integritas diri melalui mekanisme adaptasi.
Dalam kehidupanya manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat untuk mencapai keseimbangan sesuai dengan tahap – tahap tumbuh kembang.
Manusia sebagai titik sentral dari upaya pelayanan keperawatan dan sebagai penerima asuhan keperawatan berhak mengambil keputusan bagi dirinya. Manusia Indonesia adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945, merupakan sumbar daya pembangunan yang berhak memilih kemampuan unruk hidup sehat guna mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Disamping itu manusia Indonesia adalah menusia yang memiliki berbagai keyakinan tentang sehat sehingga akan memberi respon yang berbeda – beda terhadap upaya pemenuhan kebutuhan dasar.
B. Kesehatan (Pengobatan)
Kesehatan adalah kondisi dinamis manusia dalam tentang sehat dan sakit,yang merupakan ­­hasil interaksi dengan lingkungan. Undang – undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan memual bahwa kwsehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi.
Sehat merupakan keadaan seimbang bio, psiko, sosial, cultural dan spiritual yang dinamis yang memungkinkan individual untuk menyesuaikan diri sehingga dapar berfungsi secara optimal guna memenuhi kehutuhan dasar melalui aktivitas hidup sehari – hari sesuai dengan tingkat tumbuh dan kembangnya. Sehat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum adalah hak tanggung jawab setiap individu yang harus diwujutkan sesuai dengan cita – cira bangsa Indonesia seperti dimaksud dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan mulai upaya promotif, prefetif, kuratif dan rehabilitatif.
Sakit merupakan keadaan yang tidak keseimbangan antara bio, psiko, sosial, dan spiritual. sebagai respons tubuh terhadap interaksinya dengan lingkungan sekitar baik lingkungan internal maupun eksternal. Respons ini menyebabkan tergangunya individu untuk melangkah lebih baik dalam pemenuhan kebutuhab dasar sesuai dengan tingkat tumbuh kembang. Respons yang tidak adekuat terhadap lingkungan dapat disebabkan oleh karena ketidak tahuan, ketidak mauan, dan ketidak mampuan.
C. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, baik faktor dari dalam ( internal ) maupun dari luar ( eksteren ). Lingkungan internal meliputi aspek – aspek genetika, struktur dan fungsi tubuh serta psikologis. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi lingkungan sekitar manusia, baik lingkungan fisik, bilogis, sosial, cultural dan spiritual. Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhisikap dan prilaku manusia termasuk perspsinya tentang sehat, sakit, cara – cara memelihara dan mempertahankan kesehatan serta menanggulangi penyakit.
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai hubungan yang diamis dengan lingkungannya dan tidak dapat dipesahkan dari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan kemempuan untuk merespons secara adaptif terhadap pengaruh lingkungan agar dapat mempertahankan kesehatan.
Ketidakmampuan manusia merespons pengaruh lingkungan internal maupun eksternal akan mengakibatkan gangguan kesehatan atau pergeseran status kesehatan dalam terntang sehat dan sakit.
VII. Praktik Keperawatan Profesional
Kelompok kerja keperawatan – konsorsium ilmu kesehatan (1992) mengdefinisikan Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawar peofesional melalui kerjasama bersifat kolaborasi dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawab.
v Karakteristik Praktik Keperawatan Profesional :
1. Otoritas (autority)
Yaitu memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya yang akan memengaruhi proses asuhan melalui peran professional.
2. Akuntabilitas (accountability)
Yaitu tanggung gugat terhadap apa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan bertanggung jawab kepada klien diri sendiri dan profesi serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan.
3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision making)
Yaitu sesuai dengan kewenangannya yang dilandasi oleh pengetahuan yang kokoh dan menggunakan pendekatan yang ilmiah dalam membuat keputusan pada setiap tahap proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien.
4. Kolaborasi (collaboration)
Yaitu dapat bekerjasama baik lintas program maupun lintas sector dengan mengadakan hubungan klien dengan berbagai disiplin dalam mengakses masalah klien.
5. Pembelaan / dukungan (advocacy)
Yaitu bertindak demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan interaksi untuk kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak lain yang lebih luas (system at large).
6. Fasilitas (facilitas)
Yaitu mampu memberdayakan klien dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya dengan memaksimalkan potensi dari organisasi dan sistem klien – keluarga (client – family system) dalam asuhan (chaskailggo).
VIII. Tindakan Mandiri Perawat Profesional (Independen)
Adalah aktivitas keperawatan yang dilaksanakan atas inisiatifperawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan keterampilannya, mundinger (1985) menyebutnya sebagai “Autonomous nursing practice to independent nursing” menuliskan bahwa mengenai, bahwa, kapan, dan bagaimana posisi serta kondisi klien dan melaksanakan suatu tindakan dengan keterampilan penuh adalah fungsi dari terapi “autonomous” dalam hal ini perawat menentukan bahwa klien membutuhkan intervensi keperawat yang pasti, salah satunya adalah membantu memecahkan masalah yang dihadapi atay mendelegasikan pada anggota keperawatan yang lain dan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya (akuntabilitas) contoh dari tindakan keperawatan mandiri adalah seorang perawat merencanakan dan mempersiapkan perawatan khusus pada mulut klien setelah mengkaji keadaan mulut.
IX. Kerjasama dengan Klien dan Tenaga Kesehatan lain.
Kerjasama dengan klien salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua info dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
Tindakan kep kolaboratif (interdependen adalah aktivitas yang dilaksanakan atas kerja sama dengan pihak lain / tim kesehatan lain. Terkadang tindakan ini menimbulkan adanya tumpang tindih pertanggung jawaban diantara personal kesehatan dan hubungan langsung kolega antara profesi kesehatan.
X. Tanggung Jawaban Perawat.
1. Meningkatkan kesehatan
2. mencegah penyakit
3. memulihkan kesehatan
4. mengurangi penderitaan
XI. Kewenangan Perawatan
1. Melakukan pengajian kep
  1. Merumuskan diagnosis kep
  2. Menyusun rencana tindakan kep
4. Melaksanakan tindakan kep
5. Melaksanakan evalusi terhadap tindakan
6. Mendokumentasi hasil kep
7. Melakukan kegiatan keseling kes kepada system klien
8. Melaksanakan tindakan medis sebagai pendelegasian berdasarkan kemampun
9. Melakukan tindakan diluar kewenangan dalam kondisi darurat yang mengancam nyawa sesuai ketentuan yang berlaku disarana kes.
10. Dalam kondisi tertentu, dimana tindakan ada tenaga yang kompeten. Perawat berwenang melaksanakan tindakan kes diluar kewenangan.

DAFTAR PUSTAKA
Kusnanto.2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

Jumat, 16 September 2011

Jenis - jenis karbohidrat


Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu : karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana, karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana di dalam satu molekul.
a.      Karbohidrat Sederhana
1.      Monosakarida
Terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu { C6(H2O)6} dan {C5(H2O)5}. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6- rantai atau cincin karbon. Atom – atom hydrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil ( OH ). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hydrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom – atom hydrogen dan oksigen disekitar atom – atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk isomer dekstro ( D ).
-        Glukosa
Dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu did ala sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltose, dan laktosa pada hewan dan manusia. Tingkat kemanisan glukosa hanya separuh dari sukrosa, sehingga dapat digunakan lebih banyak untuk tingkat kemanisan yang sama.

-        Fruktosa
Dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah, nektar bunga, dan juga di dalam sayur. Di dala tubuh, fruktosa merupakan hasil pencernaan sakarosa.

-        Galaktosa
Tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi teedapat dalam tubuh sebgai hasil pencernaan laktosa.

2.      Disakarida
Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakrosa, maltose, laktosa dan trehalosa. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Glukosa terdapat pada ke empat jenis disakarida, monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa.

3.      Gula Alkohol
Gula alcohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuang secara sintesis. Ada empat macam gula alcohol yaitu sorbitol, dulsitol dan inossitol.

4.      Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.
Rafinosa, stakiosa dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit – unit glukosa, fruktosa dan galaktosa. Fruktan adalah sekelompok oligo dan polosakarida yang terdiri atas beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa.  Fruktan terdapat di dalam serealia, bawang merah, bawang putih dan asparagus.

b.      Karbohidrat Kompleks

1.      Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida.
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dektrin, glikogen dan polisakarida nonpati.

2.      Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.
Ada dua golongan serat, yaitu yang tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak larut dalam air dalah selulosa, hemiselulosa dan lignin. Serat yang larut dalam air adalah pectin, gum, mukilase, glukan dan algal.




DAFTAR PUSTAKA

Djaeni Sediaoetama, M. Sc, Prof. Dr. Achmad. 1985. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian rakyat
Almastsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.